Melihat sahabat-sahabat filantropi yang melesat jauh, beberapa Non-Government Organization (NGO) lain butuh langkah yang lebih cepat. Merasa sudah kuat dalam hal social media, baik itu di Facebook maupun Instagram saja tidak cukup. Beberapa sahabat filantropi sudah lebih awal meninggalkan kita dengan adanya aplikasi crowdfunding. 2019 adalah tahun kesekian, Rumah Zakat meluncurkan sharing happines yang merupakan platform untuk penggalangan donasi mirip kitabisa.com. Disusul Dompet Dhuafa yang baru saja meluncurkan aplikasi untuk berderma dengan berbagai pilihan. Berdasarkan link berita id.techinasia.com/daftar-situs-bayar-zakat-online-di-indonesia , disebutkan 4 situs online untuk tunaikan kewajiban zakat dengan mudah yaitu RZ, DD, BAZNAS, dan Kitabisa. Kemana lembaga kemanusiaan yang lain?
Melihat langkah sahabat-sahabat kita, beberapa lembaga filantropi harus berlari mengejar (maaf) ketertinggalan. Bukan lagi sekadar situs crowdfunding, bukan lagi sekadar aplikasi berderma, tetapi hal yang lebih menarik. Apakah itu? Yaitu creative fundraising idea. Yup! Ide kreatif penggalangan dana yang tentunya memerlukan investasi yang tak kalah besar.
Terlintas keuntungan yang dapat diraup oleh para delevoper game seperti PUBG dan Mobile Legend.PUBG dan Mobile Legend merupakan game yang sangat populer beberapa tahun belakangan. PUBG sendiri berhasil meraup pendapatan Rp 9,5 Trilin di tahun 2017 (https://jagatplay.com/2018/02/news/analis-pubg-raih-pendapatan-95-triliun-rupiah-di-tahun-2017/). Angka yang bombastis, bukan? Keuntungan PUBG ini didapat dari pemain militan yang gemar membeli skin, costum, dan atribut lainnya untuk meningkatkan performa pemain saat bermain. Bagaimana dengan Mobile Legend? Untuk bulan Juni 2018 saja, Mobile Legends berhasil mendapatkan keuntungan sebesar 2 juta dolar dari App Store dan Google Play regional Amerika Serikat (https://www.kincir.com/game/mobile-game/mobile-legends-laris-di-amerika-serikat). Permainan jenis multiplayer online battle arena (MOBA) ini berhasil menggeser kesuksesan DoTA. MObile Legend berinovasi dengan membuat game MOBA dalam versi mobile, sementara DoTA kalah telak karena anteng dengan versi PC.
Berbeda dengan DoTa, PUBG pertama kali di rilis untuk game PC ditahun 2017. Lalu memberanikan diri meluncurkan ke versi mobile dan bersaing dengan Mobile Legend. Hasilnya dapat dilihat, keuntungan PUBG melejit, disusul game sejenisnya yaitu Free Fire.
Apa kesimpulan yang bisa saya tarik? Jika berpikir soal target donasi, beberapa NGO bisa mencoba peruntungan dari kisah sukses para developer game sekelas Mobile Legend dan PUBG. Tetapi diluar itu semua, idea, inovativem and maintence merupkan kata kunci apabila sudah meluncurkan produk filantropi. Jika game yang memiliki pangsa pasar luas dari berbagai kalangan bisa sesukses ini, kenapa tidak dengan filantropi yang nyata manfaatnya? Bisa!